Penggunaan Bahasa Isyarat ke Dalam Desain Grafis

Pengantar

Bahasa isyarat adalah suatu bahasa yang tidak menggunakan bunyi, bahasa ini menggunakan pergerakan tangan, gerak-gerik tubuh, serta mimik atau ekspresi wajah. Bahasa isyarat sangat membantu penyandang tunarungu agar dapat berkomunikasi dan memahami segala informasi yang ada. 


Semiotika bahasa isyarat



Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Dalam hal ini, fenomena kemasyarakatan dan kebudayaan merupakan sistem tanda-tanda. Tanda-tanda tesebut berupa ikon, indeks, dan simbol. Dengan mengetahui sistem, aturan, dan konvensi, tanda-tanda itu dapat dipahami dan dimengerti. 

tanda-tanda dari ilmu semiotika digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan makna dalam berbagai konteks budaya, sosial, dan bahasa. Konsep semiotika pertama kali dikembangkan oleh seorang filsuf bernama Charles Sanders Peirce pada abad ke-19 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh seorang ahli linguistik bernama Ferdinand de Saussure.

Tanda-tanda tersebut dapat berupa kata, gambar, atau simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau makna tertentu.

Jenis dan Contoh Semiotika; 

Semiotika Murni (Pure Semiotics)

Mempelajari tanda-tanda dalam dirinya sendiri tanpa mempertimbangkan konteks atau makna yang terkait. Contoh: Menganalisis struktur simbolik dalam bahasa isyarat.


Semiotika Deskriptif (Descriptive Semiotics)

Mempelajari tanda-tanda dalam konteks tertentu dan menggambarkan atau mengklasifikasikan tanda-tanda tersebut. Contoh: Menganalisis tanda-tanda dalam iklan televisi untuk memahami pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen.


Semiotika Terapan (Applied Semiotics)

Menerapkan prinsip semiotika dalam bidang-bidang tertentu, seperti sastra, film, periklanan, atau media massa. Contoh: Menganalisis tanda-tanda dalam sebuah novel untuk memahami tema dan pesan yang terkandung di dalamnya.


Semiotika Naratif (Narrative Semiotics)

Mempelajari tanda-tanda dalam konteks narasi, seperti mitos, cerita rakyat, atau film. Contoh: Menganalisis tanda-tanda dalam film untuk memahami struktur naratif dan makna yang ingin disampaikan kepada penonton.


Semiotika Visual (Visual Semiotics)

Mempelajari tanda-tanda visual, seperti gambar, foto, atau simbol dalam konteks komunikasi visual. Contoh: Menganalisis tanda-tanda dalam desain logo untuk memahami pesan yang ingin disampaikan oleh merek atau perusahaan.


Semiotika Sosial (Social Semiotics)

Mempelajari tanda-tanda dalam konteks sosial dan budaya, serta bagaimana tanda-tanda tersebut membentuk makna dalam masyarakat. Contoh: Menganalisis tanda-tanda dalam budaya populer, seperti meme atau hashtag, untuk memahami bagaimana pesan dan makna tersebar di media sosial.

Di dalam bahasa isyarat menggunakan metode semiotika dengan pendekatan kualitatif deskiriptif. Teori yang digunakan adalah teori semiotika oleh Ferdinand de saussure, Semiologi merupakan sebuah ilmu yang mengkaji tentang kehidupan tanda-tanda di tengah masyarakat dan menjadi disiplin ilmu psikologi sosial. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bagaimana terbentuknya tanda-tanda beserta dengan kaidah yang mengaturnya.

Berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat, gerak tubuh, ekspresi, dan gerak bibir sangatlah berpengaruh, serta upaya untuk memahami bahasa isyarat inilah yang sangat dibutuhkan agar terjalin komunikasi yang di mengerti satu sama lain.


Bahasa terindah, bahasa isyarat



Bahasa isyarat adalah bahasa yang sangat indah dan mengagumkan dikarenakan mampu membuat setiap individu tunarungu bisa berkomunikasi dengan dunia. 

Bahasa adalah suatu hal yang sangat penting dalam aspek kehidupan, dengan adanya bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain, dapat saling mengeluarkan pendapat, dan terjalinnya hubungan yang bisa membuat mengerti satu sama lain.

Penyandang tunarungu mempelajari bahasa dengan membentuk pola pikir serta mengingat setiap bentuk huruf dan makna kata. Secara alami, mereka akan berusaha memaksimalkan indra tubuh lainnya agar dapat menerima respon dari luar tubuh mereka, rangsangan tersebut dalam memiliki bentuk berupa informasi yang dapat diterima melalui indra penglihatan.

Namun bahasa isyarat tetap memiliki hambatan di karenakan adanya keterbatasan dalam membentuk bahasa isyarat ke dalam sebuah simbol, atau makna yang ada di balik lambang-lambang dari bahasa isyarat itu sendiri, serta banyaknya stigma masyarakat bahwa bahasa isyarat hanya digunakan oleh penyandang tunarungu saja.


Desain grafis dengan bahasa isyarat 

Dengan adanya hambatan-hambatan dalam berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat seperti hanya beberapa orang saja yang mengerti dan mempelajari serta banyaknya stigma masyarakat bahwa bahasa isyarat hanya digunakan oleh penyandang tunarungu saja. Maka dibuatlah rancangan media informasi tentang Bahasa Isyarat Indonesia berbentuk sebuah media visual interaktif agar masyarakat baik penyandang Tuli maupun bukan dapat tertarik untuk mengetahui dan mempelajari Bahasa Isyarat Indonesia.

Dengan adanya desain grafis, bahasa isyarat dapat di gambarkan kedalam sebuah media visual dimana dapat dilihat, dibaca dan diraba. Media ini mengandalkan indra penglihatan dan peraba. Berbagai jenis media ini sangat mudah untuk didapatkan. 

Contoh: media foto, gambar, komik, gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan lainnya.

Materi desain grafis yang digunakan dapat memasukan simbol-simbol gerakan tangan dari bahasa isyarat, serta menggunakan berbagai macam gambaran ekspresi yang dapat di mengerti oleh penyandang tunarungu dan juga dapat menarik seluruh orang yang melihatnya.

Desain yang dibuat haruslah menggunakan warna-warna yang cerah serta penggambaran simbol yang juga dapat dimengerti oleh banyak orang. Dengan begitu, orang akan tertarik dengan sendirinya untuk mempelajari bahasa isyarat tanpa memikirkan lagi stigma buruk yang beredar mengenai bahasa isyarat.


Kesimpulan



Bahasa isyarat adalah bahasa yang biasa digunakan oleh penyandang tunarungu guna berkomunikasi satu sama lain. Namun sebenarnya bahasa isyarat tidak hanya harus dipelajari oleh yang tidak bisa mendengar saja, tetapi oleh orang-orang yang bisa mendengar sekalipun.

Dilakukannya berbagai macam usaha guna mempromosikan bahasa isyarat agar semakin banyak peminat yang ingin mempelajarinya agar bahasa isyarat semakin dimengerti orang banyak orang, semakin memudahkan penyandang tunarungu untuk berkomunikasi dan bertukar informasi kepada banyak orang.

Salah satu upaya tersebut di terapkan kedalam desain grafis, dibuat dengan memasukan simbol-simbol bahasa isyarat serta penggambaran  ekspresi emosi yang menarik.

Desain grafis atau media dapat digunakan dengan baik sebagai media promosi dan ajakan agar orang-orang tertarik untuk mempelajari bahasa isyarat


Kajian pustaka

https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1675781
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/36756
https://umsu.ac.id/artikel/pengertian-dan-contoh-semiotika/
https://publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/7200
https://himaka.fikom.unpad.ac.id/2022/12/kenal-dekat-dengan-bahasa-isyarat-dan-teman-tuli/



Komentar